Wednesday, 12 December 2012
Islam
Islam adalah agama da’wah, agama yang menuntut setiap kaum muslim baik
laki-laki maupun perempuan untuk melakukan aktivitas da’wah, yakni menyerukan alma’ruf
(kebaikan) dan mencegah al-munkar(kemungkaran) sebagaimana disebutkan
dalam firman Alloh surat Ali ‘Imron(3) ayat 110:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Alloh. Sekiranya Ahli
Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman,
dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
Masuknya agama Islam ke wilayah Nusantara sebagai sebuah risalah hidup
yang memiliki corak dan warna kehidupan yang khas yang diemban oleh pengemban
da’wah yang memiliki kesadaran penuh atas amanah Alloh yang dibebankan kepada
setiap muslim merupakan awal penyebaran dan perkembangan risalah Islam di wilayah
Nusantara. Penyebaran dan perkembangan Islam di Nusantara terjadi melalui sistem
perdagangan yang dimana para pedagangnya juga berperan sebagai pengemban
da’wah Islam, serta peran aktif kekhilafahan Utsmany yang mengirimkan para
pengemban da’wah untuk masuk ke Nusantara, sehingga pengaruh risalah Islam
menyebar luas ke seluruh Nusantara.
Meluas dengan cepatnya risalah Islam di Nusantara yang diemban oleh para
pengemban da’wah dikarenakan penggunaan ushlub(teknik) penyebaran Islam melalui
pendekatan kebudayaan lokal, sehingga teknik-teknik yang digunakan sangatlah
berbeda-beda antara pengemban da’wah yang satu dengan yang lain mengingat amat
sangat beraneka ragamnya budaya lokal yang menyebar di wilayah Nusantara.
Sehingga perlulah teknik-teknik penyebaran risalah Islam yang dilakukan oleh
pengemban da’wah di setiap wilayah di Nusantara dapat dijadikan referensi untuk
melanjutkan menyebarkan dan mengembangkan risalah Islam dikemudian hari bagi pengemban da’wah masa kini.
Maka perlulah referensi tentang teknik penyebaran Islam
ini diketahui dan dipelajari oleh muslim untuk dilanjutkan dalam penerapannya.
Jadi, berdasarkan paparan di atas, Museum Sejarah Islam-lah yang menjadi
pilihan judul objek rancangan tugas akhir, namun karena sejarah Islam sangatlah
banyak cakupan bahasannya maka spesifikasi yang dipilih ialah Nusantara, sehingga
judul tugas akhir yang menjadi pilihan ialah “Museum Sejarah Islam Nusantara”.
Rumusan Permasalahan
Kurangnya informasi tentang teknik pendekatan guna penyebaran risalah Islam
dengan cita rasa ke-lokalitas-an yang sangat inspiratif dalam penyebarannya, diyakini
sangat dibutuhkan guna kemudahan dalam pesebaran risalah islam di Nusantara.
Lingkup Layanan dan Misi
Objek yang akan diberikan berupa informasi referensial terkait teknik penyebaran
risalah Islam di Nusantara serta perkembanganya. Adapun spesifikasi/penitik-beratan
objek penekanannya ialah pada risalah Islam yang diemban dan disebar-luaskan oleh
wali songo serta pengaruhnya di wilayah Nusantara. Mengapa wali songo?, karena
diantara wali-wali yang tersebar di wilayah Nusantara yang memiliki pengaruh besar
ialah risalah Islam yang diemban oleh wali songo melalui teknik penyebarannya.
Sehingga lingkup pemberian(memamerkan, mengajarkan) referensi objek berkisar
antara sembilan wali(wali songo). Adapun teknis pemberian informasi referensial berupa
pameran maupun pengajaran ialah sebagaimana berikut:
Objek Pamer
Objek pamer yang diberikan bersifat intangible(tak teraga) namun
tangible(teraga) yaitu teknik penyebaran risalah Islam melalui tulisan pada buku,
sehingga risalah Islamnya berupa intangible(tak teraga) dan teknik penyebarannya
yang tertulis pada buku dengan bahasa lokal merupakan tangible(teraga)nya.
Objek Ajar
Objek yang diajarkan ialah risalah Islam itu sendiri, yang diberikan kepada
pengunjung yang antusias dengan Islam dan antusias dalam melanjutkan da’wah
para wali. Sehingga yang museum tidak hanya berfungsi sebagai tempat
menyimpan dan memamerkan ”fosil-fosil” sejarah, namun menjadi referensi untuk mengungkap jati diri
sebagai seorang pengemban da’wah yang memang menjadi
amanah yang dibebankan oleh Alloh terhadap seluruh kaum muslim dan mengenal
erat budaya dan karakter budaya lokal yang ditempati sekarang guna
mempermudah melanjutkan da’wah Islam melalui pendekatan lokal. Dan dititik inilah
yang menjadi pembeda antara Museum Sejarah Islam Nusantara dengan museum yang ada saat ini.
Batasan Skala Layanan
Lingkup pengunjung tidak hanya melingkupi masyarakat muslim saja, namun
melingkupi seluruh masyarakat yang antusias dengan perkembangan Islam di
Nusantara, karena risalah Islam tidak hanya disampaikan kepada muslim saja namun
juga masyarakat non-muslim.
sumber : http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10737-Chapter1.pdff
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment